Tahun Ajaran Baru 2020, Belajar Di Tengah Pandemi
6 Juli 2020Tahun ajaran baru 2020/2021 akan menjadi tahun yang paling berbeda. Dikarenakan bencana pandemi virus corona, tatanan belajar diubah untuk menyesuaikan keadaan.
Belajar di sekolah menjadi hal yang sangat dirindukan anak-anak saat ini, sebab sudah hampir 3 bulan mereka tidak bisa bersuka ria bersama teman-teman sekolah dan harus belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh. Hal ini adalah salah satu akibat dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah guna upaya pemutusan rantai virus covid-19 atau yang kita kenal juga sebagai virus corona.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) memutuskan tanggal dimulainya tahun ajaran baru 2020/2021 tetap pada pertengahan Juni 2020, tidak akan diundur, yaitu tanggal 13 Juli 2020. Hal ini diputuskan setelah melalui berbagai pertimbangan dan kemungkinan masalah yang akan timbul apabila tahun ajaran baru 2020 ditunda atau diundur.
Namun dengan keadaan saat ini yang masih terbilang belum memungkinkan mengadakan kegiatan belajar mengajar tatap muka dengan membuka sekolah-sekolah karena angka kasus virus corona masih terus meningkat dan belum ada penurunan yang cukup signifikan. Bagaimana persiapan masuk sekolah pada tahun ajaran baru 2020 di tengah pandemi seperti saat ini? Apakah sekolah akan dibuka kembali?
Dilansir dari Viva.co.id, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menolak keras apabila pemerintah membuka sekolah agar anak-anak kembali berkegiatan belajar-mengajar di tengah pandemi virus corona COVID-19 yang belum berakhir. Ketua Umum IDAI, Aman B Pulungan, menyarankan untuk kegiatan belajar mengajar di sekolah sebaiknya menunggu sampai akhir tahun 2020. Menurut Aman, lebih baik saat ini para siswa menjalani imbauan pemerintah agar belajar di rumah.
Namun, dilansir dari press release Kemdikbud pada situs Kemdikbud.go.id, Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Plt. Dirjen PAUD Dasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Hamid Muhammad menegaskan “Tanggal 13 Juli adalah tahun pelajaran baru, tetapi bukan berarti kegiatan belajar mengajar tatap muka. Metode belajar akan tergantung perkembangan kondisi daerah masing-masing,” jelas Hamid melalui melalui telekonferensi di Jakarta pada Kamis (28/5).
Kemdikbud sendiri sudah merencanakan skema persiapan masuk sekolah dengan memperbolehkan beberapa sekolah untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar tatap muka di gedung sekolah. Dilansir dari Kompas TV, skema kegiatan belajar mengajar pada daerah yang berada di zona hijau dapat menerapkan sekolah dengan metode tatap muka antara guru dan murid. Sementara, bagi sekolah yang berada di zona merah, kuning, dan oranye, tetap harus menjalankan pembelajaran dengan metode jarak jauh. Hal ini disebabkan karena zona merah, kuning, dan oranye merupakan zona yang berdasarkan tingkat keparahan penyebaran virus corona cukup tinggi. Namun skema ini masih menjadi pertimbangan karena masih memantau bagaimana peningkatan kasus pasien positif virus corona.
Walaupun nantinya pemerintah sudah memperbolehkan beberapa sekolah yang berada pada zona hijau melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka, persiapan masuk sekolah pun harus dipersiapkan dengan baik. Nantinya setiap sekolah baik guru, staff sekolah, maupun siswa dan orangtua harus melaksanakan protokol Kesehatan yang ketat. Hal ini guna mencegah tidak meningkatnya penyebaran virus corona sehingga daerah yang tadinya zona hijau malah meningkat jadi zona kuning atau oranye. Protokol Kesehatan yang dimaksud seperti memakai masker setiap keluar rumah dan di sekolah, pengecekan suhu tubuh, rajin mencuci tangan, meja dan kursi siswa diberi jarak, tiap anak menjaga jarak, serta menghindari kerumunan.
Mungkin akan sulit terutama untuk anak-anak. Namun kegiatan belajar-mengajar dengan tatap muka di sekolah ini memerlukan penanganan dan perencanaan lebih lanjut. Banyak orangtua yang berharap anak-anaknya bisa kembali bersekolah, namun tidak setuju kalau sekolah dibuka kembali pada keadaan saat ini. Ditakutkan dengan membuka kembali sekolah-sekolah, akan terjadi gelombang bertambahnya kasus positif virus corona yang lebih besar dan yang menjadi korbannya adalah anak-anak.
Oleh karena itu, demi keselamatan anak-anak, ada kemungkinan tahun ajaran baru 2020 ini akan dimulai dengan metode pembelajaran jarak jauh yang sudah diterapkan sebelumnya dari tanggal 16 Maret 2020. Sambil menunggu berkurangnya peningkatan kasus positif virus corona yang kemungkinan bisa sampai awal tahun 2021 atau lebih. Namun hal ini pun masih belum pasti karena menunggu keputusan resmi dari pemerintah.