Pendidikan Anak Tumbuh Kembang Anak

Privasi dan Etika Bagi Anak Di Dunia Digital

13 Januari 2022 Privasi dan Etika Bagi Anak Di Dunia Digital

Kehidupan modern tidak dapat dipisahkan dari keberadaan media komunikasi dan informasi yang bersifat digital. Keberadaan handphone mempermudah akses bagi siapapun yang memilikinya, termasuk anak-anak. Alat komunikasi kini menjadi kebutuhan bagi semua kalangan lintas generasi. Memberikan handphone kepada anak sudah menjadi hal yang lazim karena kegiatan sekolah dan belajar masa kini membutuhkan akses informasi yang luas dan komunikasi kelompok melalui grup chat.

Apakah Anda sudah memberikan handphone kepada buah hati atau Anda baru berencana untuk membelikannya? Ketika Anda memutuskan untuk memberikan anak sebuah handphone, Anda juga memiliki kewajiban untuk mengajarkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam dunia yang serba digital. Satu di antaranya adalah mengajarkan ranah privasi anak yang harus dijaga. Apa saja itu, ya? Yuk, mari simak pembahasan berikut.

Tidak memberikan privasi data diri dan lokasi terkini

Selain menggunakan internet untuk keperluan sekolah, anak berpotensi menggunakan internet untuk bermain media sosial dan berkenalan dengan orang asing. Selalu ingatkan anak untuk menjaga kerahasiaan privasi data pribadi seperti nama lengkap, alamat rumah, nama dan alamat sekolah. Data pribadi bersifat privasi, merupakan hak kita untuk menutup atau merahasiakannya dan tidak boleh diumbar-umbar. Mengunggah foto yang vulgar atau menggunakan busana yang berlebihan dan menyalakan geotag sebaiknya juga dihindari untuk mencegah terjadinya hal-hal buruk yang tidak kehendaki seperti penculikan. Katakan kepada anak dengan mengajaknya berdiskusi di saat santai agar ia mendengarkan apa yang Anda katakan. Ingatlah untuk mengatakan bahwa Anda mencintainya dan tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya.

Mengabaikan chat dari orang asing

Media sosial memungkinkan seseorang yang tidak dikenal mengirim chat kepada kita. Anda perlu mengetahui dengan siapa saja anak terhubung di media sosial. Tetapi perlu diingat, menginterogasi anak tanpa didahului pembicaraan secara baik-baik dapat membuat anak menjadi tertutup tentang aktivitas digitalnya. Ini akan mempersulit orang tua untuk mengetahui jejak pergaulan digital anak. Sebelum Anda memberikan nasehat untuk mengabaikan chat dari orang asing, bangun dulu hubungan saling percaya antara Anda dan buah hati tercinta. Kedekatan anak dengan orang tua dapat mempermudah Anda untuk mengulik cerita kesehariannya termasuk aktivitas digitalnya. Sebagai pemanasan, Anda dapat menanyakan anak tentang trend yang ia ikuti di media sosial.

Selektif dalam mengunggah momen sehari-hari dan membagikan postingan

Saat ini kita dapat menemukan banyak influencer yang membuat konten tentang kehidupan pribadinya. Bahkan ada beberapa yang sengaja mengunggah momen kehidupannya saat sedang berduka. Fenomena ini sebaiknya kita sikapi secara cermat. Anak harus diberikan edukasi untuk memilah unggahan dan postingannya agar tidak terbawa arus, mencontoh perilaku dan aktivitas influencer yang kurang baik untuk perkembangan karakter anak. Mengabadikan foto atau video bukan hal yang salah. Tetapi perlu ditegaskan bahwa tidak semua momen pantas dikonsumsi oleh publik. Mengambil foto seseorang tanpa izin dan menyebarkan di media sosial juga merupakan hal yang tidak sopan dan mengganggu privasi orang lain. Ingatkan kepada anak untuk bijak dan membatasi postingannya di media sosial.

Mari kita biasakan anak untuk memanfaatkan akses informasi dan komunikasi dengan bijak. Ingatkan selalu agar anak-anak selektif dalam pergaulan digital. Kita tidak dapat mencegah serbuan informasi yang diterima oleh anak kita, namun kita bisa mengajarkan anak agar ia mampu memilahnya.

Bagikan Artikel ini
tentang Penulis Eduplus Indonesia

We have distributed ASIAN ELEMENTARY TIMES and FREE NOTE to elementary schools in Southeast Asia since 2013.