Tumbuh Kembang Anak Kesehatan Pendidikan Anak

Mengenal Peranan Bimbingan Konseling di SMA

22 November 2021 Mengenal Peranan Bimbingan Konseling di SMA

Bimbingan konseling merupakan bentuk layanan yang lazimnya kita temui di sekolah formal, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai dengan jenjang sekolah menengah atas. Layanan ini identik sebagai “pusat” penanganan anak-anak yang bermasalah, namun sebenarnya bukan hanya sebatas itu saja. Alangkah baiknya Anda sebagai orang tua mengetahui peranan bimbingan konseling agar Anda memahami bagaimana layanan tersebut bekerja dalam  memfasilitasi pengembangan diri putra-putri Anda di sekolah.

Bimbingan konseling ialah program pelayanan bantuan yang dilakukan melalui kegiatan perorangan maupun kelompok untuk membantu siswa melaksanakan kehidupan pribadinya secara mandiri dan mampu mengembangkan potensi dirinya secara maksimal.

Pelayanan ini juga mencakup upaya untuk membantu siswa mengatasi masalah yang dialaminya. Selama menempuh pendidikan, beberapa siswa tentu akan menjumpai beragam masalah. Kehadiran bimbingan konseling yang diselenggarakan dengan baik dapat menjadi sarana yang membantu siswa mengatasi masalahnya.

Adapun peranan bimbingan konseling bagi siswa SMA yang perlu diketahui oleh orang tua adalah sebagai berikut.

Pertama, bimbingan untuk mengatasi masalah akademik. Sebagai siswa yang tengah menganyam pendidikan, anak bisa saja menjumpai beragam masalah yang dapat menghambat keberlangsungan proses belajarnya. Beberapa hal yang dapat menjadi kendala bagi siswa dalam kegiatan akademiknya antara lain: beban belajar yang lebih berat, belum mengenal budaya dan karakter guru yang mengajar, dan kegagalan akademik pada tingkat atau jenjang sebelumnya yang membebani pikirannya. Kondisi tersebut sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja. Selain dukungan dari orang tua, anak juga memerlukan adanya dukungan dari pihak internal di sekolah, yang sama-sama mengetahui lingkungan sekolah tersebut dan dapat membantunya mengatasi masalah.

Kedua, bimbingan untuk perkembangan diri yang menyangkut hubungannya dengan orang lain. Biasa disebut sebagai bimbingan pribadi-sosial. Bimbingan ini bertujuan untuk melakukan pencegahan terhadap potensi perilaku agresif atau pelanggaran norma yang dilakukan oleh siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Bimbingan pribadi sosial biasanya diadakan dalam bentuk penyuluhan atau konseling berkelompok untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pencegahan perilaku yang menyimpang seperti penyalahgunaan narkoba, bahaya perilaku seks bebas, dan juga mencakup kenakalan lainnya seperti pelanggaran lalu lintas dan tawuran. Selain itu, pelayanan ini juga dapat diberikan secara perorangan bila seorang siswa memiliki masalah dengan lingkungan pergaulannya atau bahkan lingkungan keluarganya yang menyebabkan dia kehilangan gairah untuk bersosialisasi dan belajar.

Ketiga, bimbingan perencanaan masa depan. Masa SMA adalah masa penentuan. Setiap siswa biasanya sudah memikirkan rencana yang akan dilakukan setelah lulus. Tahap ini biasanya sering kali memunculkan perasaan bingung dan cemas. Terdapat banyak sekali pilihan yang masih belum pasti di depan mata. Saat kondisi seperti ini, selain memberikan intervensi kepada siswa, bimbingan konseling juga dapat menjadi layanan yang bertugas membantu siswa dalam menentukan dan memantapkan pilihannya.

Itulah beberapa peranan bimbingan konseling bagi siswa SMA. Sebagai pihak yang memberikan layanan konseling kepada siswa, pihak bimbingan konseling juga biasanya terbuka terhadap pihak orang tua. Terkadang, ada pula kondisi yang memerlukan kolaborasi penyelesaian antara guru kelas, guru bimbingan konseling, dan orang tua, sehingga orang tua pun perlu mengetahui tentang peranan bimbingan konseling agar tidak keliru dalam memahami peran layanan ini. Kunjungan ke ruang bimbingan konseling bukanlah aib, melainkan sebuah pilihan yang bijak untuk mencari penyelesaian masalah bagi siswa.

 

 

Lihat juga artikel lainnya

Bagikan Artikel ini
tentang Penulis Eduplus Indonesia

We have distributed ASIAN ELEMENTARY TIMES and FREE NOTE to elementary schools in Southeast Asia since 2013.