Ibu & Anak Kesehatan Kreatifitas Tumbuh Kembang Anak

Membangun Rasa Percaya Diri Anak

11 Mei 2021 Membangun Rasa Percaya Diri Anak

Semua orang pasti punya masalah dengan kepercayaan terhadap dirinya sendiri. Ada orang yang merasa telah kehilangan rasa percaya diri di hampir seluruh bagian hidupnya. Misalnya saja seperti dengan krisis percaya diri, depresi, hilang kendali, merasa tak berdaya menatap sisi cerah masa depan dan lain-lain. Ada juga orang yang merasa belum percaya diri dengan apa yang dilakukannya atau dengan apa yang ditekuninya. Yang harus kita sadari adalah hal tersebut tidak hanya dialami oleh orang dewasa saja. Namun, juga dapat dialami oleh anak-anak dan juga remaja.

Rasa percaya diri adalah salah satu faktor penting dalam hidup anak. Tidak hanya berpengaruh pada pencapaian prestasi, sikap percaya diri juga berperan besar terhadap kemampuan anak melihat dirinya sendiri. Dasar dari menumbuhkan sikap percaya diri adalah anak perlu merasa aman dan nyaman atas dirinya.

Dalam pembentukan kepribadian dan karakter setiap individu, keluarga menjadi pendidik yang pertama dan utama. Orang tua memegang peran penting dalam mengantarkan pendidikan bagi putra-putrinya. Keberhasilan orang tua dalam mendidik anaknya akan sangat bergantung pada kecakapan dan pola asuh yang dimiliki orang tua tersebut. (Sukiman, 2017)

Manfaat Percaya Diri Bagi Anak.

  1. Dapat Bersosialisasi atau Menjalin Pertemanan
    Anak bersemangat ketika bertemu dengan teman baru. Bagi mereka teman dapat memberikan pengalaman berbeda.

 

  1. Dapat Melihat Diri Secara Positif
    Anak dapat menilai kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya.

 

  1. Siap Menghadapi Tantangan
    Anak mampu memaksimalkan kemampuan dirinya untuk menghadapi tantangan. Contoh, anak ikut pemilihan menjadi calon ketua kelas karena kemampuannya berani mengeluarkan pendapat dengan baik.

 

Ciri-Ciri Anak yang Percaya Diri.

  1. Fokus pada Kelebihannya dan Berusaha Mengatasi Kekurangannya
    Anak memiliki keinginan untuk berhasil yang tinggi, sehingga mereka berusaha untuk mencari tahu bagaimana cara mengatasi masalah yang dihadapinya.

 

  1. Berani Mengambil Resiko
    Anak tidak takut dengan tantangan dan berani mencoba hal baru.

 

  1. Berani Mengakui Ketika Belum Paham
    Anak yang percaya pada kemampuan dirinya mau mengakui ketika ia belum paham dan hal itu tidak mengganggu harga dirinya.

 

  1. Terus Belajar dan Pantang Menyerah
    Anak percaya pada proses belajar. Termasuk ketika mengalami kegagalan.

 

Penyebab Anak Menjadi Tidak Percaya Diri

Di beberapa keluarga, terkadang kita jumpai orang tua yang memperkuat kepercayaan diri anak menaruh harapan yang terlalu besar terhadap anaknya tanpa disesuaikan dengan kemampuan anak itu sendiri. Akibatnya, anak dipaksa memenuhi harapan orang tua yang “tidak pada porsinya”, sehingga anak sering kali menerima kritikan, mengalami rasa takut dan merasakan kekecewaan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya rasa percaya diri pada anak.

Selain itu memberi julukan negatif pada anak. Contohnya ketika anak melakukan kesalahan, orang tua memanggil anak dengan sebutan “anak ceroboh” dapat menurunkan rasa percaya diri pada anak.

Hal-hal kecil lain yang dapat menyebabkan berkurangnya rasa percaya diri anak, yaitu: orang tua sering berprasangka negatif pada anak, banyak melarang anak, bereaksi berlebihan ketika anak salah, tidak memberikan anak peranan dan tanggung jawab di rumah, hubungan orang tua dan anak yang kurang menyenangkan. Semua hal di atas apabila sering dibiarkan dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan anak terhadap dirinya sendiri.

 

Peran Orang Tua untuk Membantu Anak Percaya Diri

Lalu bagaimana supaya orang tua mampu meningkatkan rasa percaya diri kepada putra-putrinya?

Orang tua dapat melatih, menjelaskan dan mengoreksi anak, atau menunjukkan sesuatu kepada anak. Dengan cara membantu anak untuk melibatkan dan mendorong anak dalam mencoba dan mengalami hal baru. Anak mempunyai bakat atau kemampuan yang telah dibawa sejak lahir, namun bakat atau kemampuan tersebut tidak akan berkembang apabila tidak memperoleh rangsangan dari lingkungannya. Anak lahir dengan motivasi dari dalam dirinya. Orang tua berperan untuk mengembangkan motivasi dalam diri anak bukan memupuk motivasi dari luar dirinya.

Motivasi dalam diri anak adalah perilaku yang didorong dari dalam diri anak itu sendiri. Contoh, anak tidur malam tepat waktu, karena tidak mau bangun kesiangan besok pagi. Sementara motivasi dari luar diri anak adalah perilaku yang didorong karena adanya hadiah/kepuasan dari luar dirinya. Contoh, anak mau tidur malam tepat waktu karena ayah akan membelikannya mainan besok.

Selain itu, orang tua harus bijak ketika memuji anak, memuji dilakukan dengan tulus tanpa ada pesan tersembunyi. Berikan kritik kepada anak dengan cara yang baik, dengan mendengarkan dan menerima perasaan anak terlebih dahulu. Kemudian bantu anak dalam memahami kesalahannya. Dan terakhir, untuk dapat meningkatkan rasa percaya diri pada anak, orang tua diharapkan dapat mendukung kemampuan anak dan menjalin hubungan yang menyenangkan antar anggota keluarga.

 

 

Lihat juga artikel lainnya

Bagikan Artikel ini
tentang Penulis Eduplus Indonesia

We have distributed ASIAN ELEMENTARY TIMES and FREE NOTE to elementary schools in Southeast Asia since 2013.