Tumbuh Kembang Anak

Perkembangan Sosial dan Kepribadian Anak

28 Desember 2021 Perkembangan Sosial dan Kepribadian Anak

Dalam masa pertumbuhan anak, selain memperhatikan Kesehatan fisiknya, orang tua juga perlu memperhatikan perkembangan sosial dan kepribadiannya. Bruno (1987) menyatakan bahwa perkembangan sosial dan kepribadian anak merupakan proses pembentukan konsep diri seseorang dalam bermasyarakat, baik dalam kehidupan lingkungan keluarga, budaya, bangsa maupun dalam lingkungan yang lebih luas lagi. Untuk membentuk konsep diri anak dalam keluarga maupun masyarakat, ada tahapan-tahapan yang harus dihadapi oleh anak. Sebagai orang tua kita harus memahami tahapan-tahapan tersebut. Berikut Lima tahapan pertama perkembangan sosial manusia menurut Erikson (1968) dalam bukunya “Childhood and Society”:

1. Rasa percaya vs Rasa tidak percaya (trust vs mistrust) (0-8 bulan)
Tahap ini berhubungan dengan perasaan nyaman dan kepercayaan dasar terhadap dunia. Contohnya, Sosok ibu adalah orang yang penting bagi bayi.

2. Otonom vs Keraguan (autonomy vs doubt) (usia 18 bulan – 3 tahun)
Anak-anak yang menginjak usia tersebut tidak ingin bergantung seluruhnya pada orang lain dan ingin mencoba melakukannya sendiri. Anak-anak akan berusaha meraih otonomi atas perilakunya.

3. Rasa inisiatif vs Rasa bersalah (initiative vs guilt) (usia 3-6 tahun)
Anak-anak pada usia ini memiliki rasa inisiatif yang semakin besar yang dapat didorong oleh orang tua maupun orang dewasa lain yang berada dalam lingkungan sehari-hari anak.

4. Membuat vs Minder (industry vs inferiority) (usia 6-12 tahun)
Pada tahap ini, anak-anak mulai ingin membuat sesuatu. Rasa puas dan bangga timbul pada anak saat mereka berhasil dalam membuat sesuatu, sebaliknya rasa minder dan citra negatif muncul saat anak menjumpai kegagalan atau ketidakmampuan.

5. Identitas vs Peranan (identity vs role confusion) (usia 12 – 18 tahun)
Di tahap inilah seorang anak mulai dihadapkan pada kondisi pencarian identitas diri dalam kehidupannya. Mereka ingin tampil mengambil peran sosial di masyarakat meski belum mampu secara optimal untuk mengatur tugas dan peran tersebut.

 

Sementara pada perkembangan kepribadian anak terdapat lima faktor yang mempengaruhinya dan diakronimkan menjadi OCEAN (Santrock, 2014):

1. Opennes (keterbukaan)
Kepribadian anak yang ditandai dengan: apakah anak lebih menyukai hal rutin, suka mencoba hal baru, menyukai hal praktis atau imajinatif, dan lebih memilih hal formal atau kebebasan.

2. Conscientiousness (kehati-hatian)
Kepribadian anak yang ditandai dengan: apakah anak cenderung berhati-hati atau cenderung ceroboh, cenderung disiplin atau selalu spontan, dan penuh perencanaan atau sebaliknya.

3. Extraversion (supel)
Kepribadian anak yang ditandai dengan: apakah anak mudah bersosialisasi atau sebaliknya, sering bercanda atau cenderung diam, dan cenderung mengasihi atau dikasihi.

4. Agreeableness (keramahan)
Kepribadian anak yang ditandai dengan: apakah anak cenderung berhati lembut atau keras hati, mudah mempercayai orang lain atau justru mencurigai, dan mudah bekerjasama atau justru sebaliknya.

5. Neuroticism (kestabilan emosi)
Kepribadian anak yang ditandai dengan: apakah anak tersebut cenderung tenang atau cenderung cemas, menghargai diri sendiri atau mengasihani diri sendiri, selalu mantap atau penuh kegundahan.

Dengan mengetahui hal-hal yang berkaitan perkembangan sosial dan perkembangan kepribadian anak tersebut, akan memudahkan kita sebagai orang tua untuk lebih mengenal karakter, kegemaran bahkan kekurangan yang ada pada diri anak kita. Sehingga orang tua bisa menjelaskan pada anak mengenai apa yang sudah baik dalam dirinya dan apa yang masih perlu diperbaiki dalam diri anak tersebut. Misalnya saja dengan penanaman nilai religius dan moral di keluarga yang penting dilakukan supaya kepribadian anak berkembang ke arah positif.

Bagikan Artikel ini
tentang Penulis Eduplus Indonesia

We have distributed ASIAN ELEMENTARY TIMES and FREE NOTE to elementary schools in Southeast Asia since 2013.