New Normal, Bagaimana Cara Anak Beradaptasi?
22 Juli 2020New normal protokol kesehatan sangat dijunjung tinggi dan harus diterapkan oleh semua orang dan tidak terkecuali. Namun, bagaimana menerapkannya pada anak?
New normal, merupakan kenormalan baru atau kehidupan normal yang baru. Kehidupan normal yang akan kita hadapi di tengah pandemi virus Corona atau COVID-19. Sudah 3 bulan sejak pandemi ini menyerang Indonesia, sekolah dipindahkan di rumah, para pekerja harus bekerja dari rumah atau mungkin ada yang dirumahkan sampai batas yang tidak dapat ditentukan. Akan tetapi, kehidupan harus terus berjalan. Masyarakat harus menjalankan kehidupan sehari-harinya kembali. Walau dengan kebiasaan yang berbeda.
Kebiasaan new normal sebenarnya sudah dilakukan, seperti lebih sering mencuci tangan atau menggunakan hand sanitizer, memakai masker ketika di luar rumah, belajar di rumah, dan menjaga jarak fisik.
Berikut beberapa tips yang bisa digunakan oleh orang tua untuk membantu anak terbiasa dengan new normal.
-
Menjelaskan standar hidup baru
Keadaan tidak lagi sama seperti sebelum pandemi menyerang, di mana kita bebas melakukan aktivitas apa pun. Jelaskan pada anak kalau pandemi ini menyebar melalui droplets (tetesan) yang tersebar ketika seseorang batuk, bersin, maupun bicara, karena itu penting bagi semua orang untuk memakai masker ketika beraktivitas keluar rumah dan saling menjaga jarak kurang lebih 1 meter. Selain itu, apabila orang yang terinfeksi mengeluarkan droplets lalu jatuh ke tanah dan menyentuh benda, benda tersebut jadi terkontaminasi dan dapat mencemari tangan orang lain yang menyentuhnya. Sehingga kita harus lebih rajin cuci tangan dengan sabun atau menggunakan hand sanitizer. Selain itu, hindari menyentuh area wajah karena dapat memicu kontaminasi virus dari tangan.
-
Membuat jadwal rutinitas selama di rumah saja
Dengan keadaan saat ini, tidak semua sekolah diperbolehkan melakukan kegiatan belajar mengajar tatap muka sehingga anak masih harus belajar di rumah. Buat jadwal jam berapa anak harus bangun pagi, belajar atau sekolah online, waktu bermain, dan waktu tidur. Selama di rumah, anak-anak akan cenderung untuk tidur larut malam karena aktivitas terus dilakukan di dalam rumah. Dengan membuat jadwal rutinitas, kondisi anak akan menjadi lebih stabil dan meminimalisir kebosanan.
-
Perhatikan pemakaian gadget
Belajar dari rumah tidak lepas dari penggunaan gadget. Apalagi anak masih harus belajar dari rumah sampai batas yang tidak bisa ditentukan. Terus berada di rumah rasanya seperti sedang libur sekolah. Karena itu bantu anak supaya dapat memakai gadget dengan bijak serta membagi waktu antara belajar dan bermain gadget. Hal ini supaya anak tetap terlatih untuk tertib seperti halnya bersekolah secara fisik.
-
Membiasakan hidup sehat
Selain melaksanakan protokol kesehatan saat keluar rumah, anak harus dibiasakan hidup sehat selama berada di dalam rumah guna meningkatkan daya tahan tubuh dan imunitas anak. Seperti berolahraga di pagi hari, berjemur sinar matahari pagi, membiasakan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta membiasakan menutup mulut dengan lengan ketika batuk atau bersin.
-
Ubah cara bermain anak
Dengan berada di rumah saja, anak-anak akan merasa bosan dan kesepian. Apalagi tidak bisa bertemu dengan teman-temannya di sekitar rumah atau di sekolah. Juga tidak bisa bebas pergi rekreasi ke tempat banyak orang berkumpul. Oleh karena itu orang tua harus lebih kreatif dalam mendampingi anak. Tetap ciptakan suasana yang menyenangkan walau hanya di rumah saja. Bisa dengan mengubah kebiasaan secara fisik menjadi serba online. Berikan ijin pada anak untuk video call dengan teman-temannya atau melakukan berbagai kegiatan menyenangkan di rumah seperti memasak makanan kesukaan mereka, bercocok tanam, menonton film bersama, dan masih banyak lagi kegiatan menyenangkan lainnya. Hal ini juga penting sebagai bentuk relaksasi pada anak setelah bersekolah online jenuh belajar.
Selain membuat anak terbiasa dengan kebiasaan new normal, jelaskan juga pada anak keadaan yang sedang kita hadapi ini. Ajarkan anak untuk lebih peka dan tidak mudah tergoda. Apalagi kalau ada teman-temannya yang mengajak untuk pergi bermain ke tempat di mana banyak orang berkumpul. Biasakan anak untuk keluar kalau ada yang penting, bukan karena bosan berada di rumah.