Memahami Perkembangan Fisik dan Emosi Anak
2 Mei 2023Pemahaman karakteristik anak sangat membantu orang tua untuk membimbing dan menuntun anak dalam kegiatan belajar di rumah maupun mengontrol aktivitas pembelajaran anak di sekolah. Terlebih lagi kegiatan pembelajaran anak dengan Guru di sekolah saat ini dibatasi dan dilakukan di rumah akibat pandemik Covid-19. Sehingga peran orang tua sangat diperlukan untuk memahami perkembangan fisik dan emosi anak dalam proses pembelajaran di rumah.
Kita perlu memahami bahwa setiap makhluk hidup pasti mengalami perkembangan selama hidupnya, tidak terkecuali manusia. Perkembangan yang terjadi pada manusia tidak hanya menyangkut pada aspek psikologi, tetapi juga aspek biologis. Istilah perkembangan (development) diartikan suatu proses atau tahapan pertumbuhan ke arah yang lebih maju yang mencakup segi-segi kuantitatif dan kualitatif.
Hurlock (1980) mengemukakan bahwa perkembangan atau development merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman. Artinya, perkembangan terdiri atas serangkaian perubahan baik fisik maupun psikis yang bersifat progresif (maju). Umumnya perubahan kuantitatif disebut juga “pertumbuhan”. Pertumbuhan pada aspek fisik, contohnya penambahan tinggi anak, berat dan proporsi badan anak. Sedangkan perubahan kualitatif umumnya digunakan untuk melihat perubahan aspek psikofisik, contohnya peningkatan kemampuan berpikir pada anak, berbahasa, perubahan emosi, perubahan spiritual, perubahan sikap yang terjadi pada anak, dan lain-lain.
Berdasarkan teori konvergensi (William Lois Stern, 1871-1936) orang tua perlu memahami bahwa perkembangan karakteristik anak merupakan hasil proses kematangan dan belajar. Berdasarkan teorinya, Stern memadukan atau mengkonvergensikan teori naturalisme dan empirisme. Menurut teori naturalisme, perkembangan anak ditentukan oleh faktor alam (nature), bakat, pembawaan, keturunan atau gen seseorang, termasuk di dalam kematangan seseorang. Sementara teori empirisme berpendapat bahwa perkembangan anak ditentukan oleh faktor lingkungan tempat individu itu berada dan tumbuh kembang, termasuk di dalamnya lingkungan keluarga, sekolah dan belajar anak.
- Perkembangan Fisik
Perkembangan fisik anak terjadi secara eksternal dan internal. Perkembangan fisik secara eksternal meliputi perubahan tinggi badan, berat badan, komposisi tubuh, organ dan ciri-ciri seks sekunder. Adapun perubahan fisik secara internal meliputi sistem pencernaan, peredaran darah, pernapasan, endokrin, jaringan tubuh dan jaringan otak.Tahap perkembangan anak menurut Aristoteles terdiri dari tiga tahapan berdasarkan perubahan ciri fisik tertentu.
- Masa Kanak-kanak (0 – 7): Ciri-ciri pergantian gigi.
- Masa Anak sekolah (7 – 14): Ciri-ciri gejala pubertas.
- Masa Remaja (14 – 21): Ciri-ciri primer dan sekunder.
- Perkembangan Emosi
Emosi merupakan representasi perubahan fisik. Robert Plutchik (1980), membagi 8 emosi dasar, yaitu takut (fear), marah (anger), sedih (sadness), senang (joy), muak /jijik (disgust), rasa percaya (trust), antisipasi (anticipation), dan terkejut (surprise).
Ciri perkembangan emosi remaja ditandai dengan sikap berikut :
- Anak cenderung banyak murung dan tidak dapat diterka.
- Anak mungkin bertingkah laku kasar untuk menutupi kekurangan dalam hal rasa percaya diri.
- Ledakan-ledakan kemarahan sangat mungkin terjadi.
- Anak cenderung tidak toleran terhadap orang lain dan membenarkan pendapat diri sendiri yang disebabkan oleh kurang rasa percaya diri.
- Anak mulai mengamati orang tua dan guru-guru mereka secara lebih objektif.
Supaya mempunyai kematangan emosi, anak harus belajar memperoleh gambaran tentang situasi yang dapat menimbulkan reaksi emosional. Adapun caranya adalah orang tua melakukan pendekatan terhadap anak. Sehingga anak mau membicarakan berbagai masalah pribadinya secara terbuka dengan orang tua.
Dengan demikian orang tua dapat menyikapi dengan baik perubahan yang terjadi pada anak berdasarkan tahapan-tahapan perkembangannya. Sehingga tidak sulit bagi orang tua dalam membimbing kegiatan belajar anak.
Lihat juga artikel lainnya