Ibu & Anak Kesehatan Tumbuh Kembang Anak

Edukasi Menstruasi Bagi Anak Perempuan

6 Maret 2023 Edukasi Menstruasi Bagi Anak Perempuan

Menstruasi merupakan keadaan normal yang akan dialami oleh setiap perempuan. Tetapi, pada saat menstruasi dapat terjadi beberapa hal yang mungkin dapat mencemaskan diri kita maupun keluarga. Meskipun tidak semua perempuan akan mengalami hal yang sama, Beberapa gangguan atau perubahan keadaan tersebut ketika menstruasi adalah hal yang normal. Namun ada beberapa gangguan atau perubahan yang apabila dibiarkan begitu saja, gangguan tersebut mungkin akan semakin parah. Bila kita memahami dan mengetahui bagaimana cara mengatasinya, maka kemungkinan besar gangguan tersebut akan menjadi ringan sehingga proses menstruasi tidak terlalu parah hingga mengganggu aktivitas sehari-hari.

Menstruasi adalah proses pendarahan secara periodik yang terjadi secara alamiah dari uterus sebagai tanda bahwa organ kandungan telah berfungsi matang pada perempuan. Siklus menstruasi normal terjadi setiap 22-35 hari, dengan lamanya menstruasi selama dua sampai tujuh hari (Kusmiran, 2014).

Perubahan mendasar yang terjadi menjelang dan saat terjadinya menstruasi adalah perubahan hormonal atau perubahan kadar hormon-hormon di dalam tubuh. Hormon mengendalikan siklus menstruasi pada setiap perempuan. Perubahan hormon juga menimbulkan perubahan-perubahan fisik maupun psikis menjelang dan saat terjadinya menstruasi.

Selain terjadinya perdarahan, saat sebelum dan selama menstruasi tubuh perempuan mengalami berbagai perubahan baik yang terlihat maupun yang tidak terlihat. Bahkan sebagian besar di antara perubahan itu tidak terlihat oleh mata kita. Hanya sebagian kecil yang terlihat, baik sebagai perubahan fisik maupun psikis. Dengan memahami apa yang terjadi kita dapat melakukan hal-hal yang dapat memperbaiki keadaan sehingga tubuh dan emosi kita siap menghadapi dan menjalani masa menstruasi.

Keadaaan yang dialami seorang perempuan saat menstruasi tidak harus persis sama seperti dengan yang dialami oleh yang lainnya. Artinya, ada variasi siklus menstruasi, lama durasi menstruasi, serta variasi keadaan yang dialami tiap perempuan. Kalau siklus menstruasi atau banyaknya darah yang keluar saat menstruasi, atau pengalaman kesehatan saat menstruasi yang dialami tidak sama dengan perempuan lain, belum tentu itu berarti ada kelainan atau abnormalitas. Ada variasi yang masih dalam batas-batas normal, yang disebut sebagai variasi fisiologis. Ada pula yang sudah diluar batas normal, disebut sebagai variasi patologis, ini yang harus dicermati dan diwaspadai.

Fisiologi Menstruasi

  1. Stadium menstruasi
    Stadium ini terjadi selama tiga sampai tujuh hari. Ketika itu endometrium (selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul pendarahan. Hormon-hormon ovarium berada pada kadar paling rendah.
  1. Stadium poliferasi
    Stadium ini berlangsung pada tujuh hingga sembilan hari. Dimulai sejak berhentinya darah menstruasi sampai hari keempat belas. Setelah menstruasi berakhir, dimulailah fase poliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua fungsionalis yang mempersiapkan rahim untuk pelekatan janin. Pada fase ini endometrium tumbuh kembali, antara hari ke-12 sampai hari ke-14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari indung telur (ovulasi).
  1. Stadium sekresi
    Stadium sekresi berlangsung selama sebelas hari, masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesterone dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan).
  1. Stadium premenstruasi
    Stadium yang berlangsung selama tiga hari, terdapat infiltrasi sel-sel darah putih. Stroma mengalami disintegrasi dengan hilangnya cairan dan secret sehingga akan terjadi kolaps dari kelenjar dan arteri. Pada saat ini terjadi vasokontriksi, kemudian pembuluh darah berelaksasi dan akhirnya pecah.

Aspek kesehatan menstruasi merupakan bagian penting kesehatan reproduksi seorang perempuan, yang tidak hanya meliputi aspek kesehatan fisik, namun juga aspek kesehatan mental, spiritual maupun sosial. Seorang perempuan perlu mengetahui pola dan jarak dari menstruasi masing-masing sehingga dapat menilai apabila terjadi hal di luar kebiasaan atau tidak.

Beberapa tantangan yang dihadapi perempuan remaja terkait aspek kesehatan menstruasi di antaranya yaitu akses yang buruk terhadap informasi lengkap tentang menstruasi, ketidakcukupan air, sanitasi dan fasilitas yang tidak memadai, keyakinan sosial-budaya yang menyesatkan, serta pantangan-pantangan yang dianggap tabu. Hal tersebut berdampak pada pembatasan perilaku, ketidak-nyamanan remaja perempuan dan risiko kesehatan reproduksi. Hingga menyebabkan kewajiban menjaga kesehatan dan kebersihan terkait menstruasi sering diabaikan. Faktor penyebabnya karena ketidaktahuan atau karena kurangnya perhatian dalam mengikuti apa yang seharusnya dilakukan. Oleh karena itu, dukungan fasilitas yang memadai sangatlah penting, terutama di tempat-tempat umum seperti sekolah, tempat ibadah, tempat wisata, rumah sakit, stasiun, dan yang lainnya.

 

 

Lihat juga artikel lainnya

Bagikan Artikel ini
tentang Penulis Eduplus Indonesia

We have distributed ASIAN ELEMENTARY TIMES and FREE NOTE to elementary schools in Southeast Asia since 2013.