Bimbingan Belajar Ibu & Anak Pendidikan Anak Tumbuh Kembang Anak

Bagaimana Kalau Anak Tidak Mau Sekolah

5 Oktober 2020 Bagaimana Kalau Anak Tidak Mau Sekolah

Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak. Sebagian harinya dilewati di sekolah untuk belajar. Namun bagaimana kalau tiba-tiba anak tidak mau sekolah atau mogok sekolah?

Masa sekolah adalah momen yang sangat istimewa dalam perjalanan hidup anak. Banyak hal-hal menyenangkan terjadi, begitu juga hal-hal yang kurang menyenangkan. Dari hal-hal yang kurang menyenangkan tersebut, anak bisa saja jadi tidak mau sekolah atau mogok sekolah. Tentunya hal ini dapat membuat para orang tua menjadi pusing dan bingung. Bagaimana cara membuat anak jadi mau sekolah kembali, apakah perlu dimarahi, dibujuk, atau ada acara lain?

Berikut beberapa tips supaya anak yang tidak mau sekolah bisa kembali bersemangat ke sekolah lagi.

  1. Cari tahu penyebab anak tidak mau sekolah
    Mencari tahu penyebab anak tidak ingin pergi ke sekolah adalah hal pertama yang perlu orang tua perhatikan. Tanyakan pada anak kenapa ia tidak ingin pergi ke sekolah, bujuk anak supaya anak menceritakan apa yang membuat ia tidak bersemangat. Bangun komunikasi yang terbuka dengan anak. Orang tua dapat memulai komunikasi dengan pertanyaan ringan namun tetap berorientasi untuk mencari tahu alasan anak anda ingin berhenti sekolah. Jangan memberikan pertanyaan yang membuat anak tertekan dan tersudutkan.Waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan anak anda adalah ketika anak dalam kondisi rileks santai. Diskusi bisa orang tua lakukan sambil minum-minum kopi / teh agar suasana bisa lebih santai dan jauh dari kesan menegangkan. Dalam kondisi seperti itu anak bisa menjadi lebih terbuka dalam menceritakan masalahnya.Bisa jadi anak menjadi korban bullying oleh teman sekolahnya, atau merasa tidak nyaman dengan guru yang mengajarnya. Bisa juga anak merasa bosan dengan sekolah karena tidak sesuai dengan bakat dan minat anak. Atau bisa juga anak salah pergaulan, anak cenderung mengikuti perilaku buruk temannya seperti bolos sekolah beramai-ramai untuk pergi bermain.

 

  1. Diskusikan masalah anak dengan guru atau kepala sekolah
    Setelah mengetahui penyebab anak tidak mau sekolah, orang tua dapat mendiskusikan dengan guru atau kepala sekolah mengenai masalah yang sedang dihadapi anak anda untuk mencari solusi yang tepat dalam menyelesaikan masalah ini. Orang tua juga dapat mencari informasi mengenai bagaimana anak di sekolah sehari-harinya.

 

  1. Beri anak pengertian dan nasihat mengenai pentingnya sekolah
    Selain berusaha menyelesaikan permasalahan anak. Orang tua juga perlu memberi pengertian mengenai pentingnya sekolah. Beri tahu anak hal-hal menyenangkan yang bisa didapatkan ketika bersekolah, anak dapat mempunyai banyak teman, juga cita-cita dan impian anak dapat terwujud. Kelak dengan bersekolah, anak bisa menjadi orang sukses dan membanggakan orang tua. Sugesti-sugesti positif seperti ini dapat membantu anak anda menjadi antusias lagi untuk sekolah.

 

  1. Memberi hadiah
    Orang tua juga dapat memberi iming-iming hadiah yang diinginkan anak, tapi dengan syarat dia mesti bersekolah kembali. Reward atau hadiah bisa jadi pemicu munculnya motivasi dalam diri anak untuk melanjutkan sekolahnya kembali. Namun dalam pemberian hadiah ini pun orang tua harus berhati-hati supaya tidak menjadi kesempatan anak ngambek kalau barang yang diinginkannya tidak dibelikan orang tua.

 

  1. Memberi konsekuensi atau hukuman
    Untuk mendapatkan efek jera akibat tidak sekolah karena membolos, orang tua dapat mengambil tindakan tegas seperti mengurangi uang jajan anak, mengurangi reward (hadiah) yang tadinya anak akan dapatkan kalau berhasil melakukan sesuatu, atau menambah tugas rumahnya. Hal ini dilakukan supaya anak merasakan perbedaan signifikan ketika dia sekolah dan tidak sekolah. Jika anak mulai merasa tidak nyaman karena hukuman tidak sekolah ini, maka bisa jadi akan muncul antusias anak untuk pergi sekolah lagi, apalagi jika sekolah anak memiliki banyak rekan sejawat untuk ditemani berinteraksi satu sama lain.

 

Lihat juga artikel lainnya

Bagikan Artikel ini
tentang Penulis Eduplus Indonesia

We have distributed ASIAN ELEMENTARY TIMES and FREE NOTE to elementary schools in Southeast Asia since 2013.