3 Macam Gaya Belajar Anak Pada Umumnya
4 November 2020Kemampuan tiap anak untuk menyerap pelajaran dan pemahaman informasi berbeda-beda. Begitu juga gaya belajar anak. Mereka memiliki caranya masing-masing dan tidak dapat disamaratakan. Mungkin anda sering melihat ada anak yang sekali cepat mengerti dengan cara mendengarkan gurunya, atau aada anak yang lebih cepat mengerti kalau diberi contoh berubah gambar, atau ada anak yang lebih cepat mengerti kalau diberi peragaan yang cenderung tidak bisa diam.
Apabila anda menemukan salah satu contoh tersebut pada anak anda, cobalah untuk lebih memahami mengenai gaya belajar anak. Tidak ada yang salah dengan gaya belajar anak, kita juga tidak bisa memaksakan gaya belajar anak yang tidak sesuai dengan kemampuannya. Masing-masing gaya belajar anak memiliki keunggulan dan kekurangan. Tugas Anda sebagai orang tua adalah mengarahkan anak agar menikmati proses belajar mereka, bagaimana pun gaya belajar anak.
Secara umum, ada 3 gaya belajar anak, yaitu secara visual, auditori, dan kinestetik. Apa yang dimaksud dengan semua itu? Bagaimana ciri-cirinya? Kira-kira sang anak termasuk gaya belajar yang mana? Mari kita bahas mengenai gaya belajar anak.
- Gaya belajar secara visual
Gaya belajar secara visual berarti gaya belajar dengan melihat. Anak lebih peka dengan indra penglihatan. Anak dapat memaksimalkan kemampuannya hanya dengan memperhatikan gambar-gambar, simbol-simbol, atau apapun yang dilihatnya.
Ciri – cirinya:
- Lebih mudah mengingat dengan melihat.
- Tidak terganggu dengan suara – suara yang berisik.
- Lebih suka membaca
- Lebih suka mendemonstrasikan dari pada menjelaskan sesuatu
- Memiliki ingatan yang kuat tentang bentuk, warna, dan pemahaman artistik.
- Belajar dengan melihat dan mengamati pengajar.
- Memiliki kemampuan menggambar dan mencatat sesuatu dengan detail.
- Lebih menyukai percobaan atau peragaan.
Metode pembelajaran yang tepat yaitu dengan metode mindmap, video ilustrasi, alat tulis berwarna, pembelajaran menggunakan bentuk.
- Gaya belajar secara auditori
Gaya belajar secara auditori berarti gaya belajar dengan mendengar. Anak lebih peka dengan indra pendengaran. Anak yang mempunyai gaya belajar seperti ini cenderung suka menghafal. Anak dengan gaya belajar anak auditori sangat mudah menyerap atau merekam apa yang mereka dengarkan, termasuk cerita, dan ia sangat mampu menjelaskannya kembali dengan bahasanya sendiri.
Ciri – cirinya:
- Lebih mudah mengingat dengan mendengarkan.
- Tidak mampu berkonsentrasi untuk belajar jika suasananya berisik.
- Senang mendengarkan cerita atau dibacakan cerita.
- Suka bercerita dan berdiskusi.
- Dapat mengulangi informasi yang di dengarnya.
- Sangat mudah menyerap informasi verbal, meski kelihatannya ia tidak memperhatikan (anak dengan gaya belajar anak auditori terkadang tampak cuek saat ada yang berbicara, namun di luar dugaan ia mampu mengulangi informasi yang didengarnya).
- cenderung tidak suka membaca petunjuk dan lebih suka langsung bertanya untuk mendapatkan informasi.
Metode belajar yang tepat yaitu dengan musik, menggunakan media auditori, berdiskusi, bercerita di depan kelas, dan lainnya.
- Gaya belajar secara kinestetik
Gaya belajar secara auditori berarti gaya belajar dengan melibatkan seluruh anggota tubuh. Anak yang memiliki gaya belajar ini cenderung aktif dan tidak bisa diam. Anak lebih suka menggunakan tubuhnya saat mempelajari tempat-tempat maupun konsep baru. Anak dengan gaya belajar anak kinestetik biasanya sangat suka pelajaran olah tubuh, seperti menari, olahraga, drama, atau yang sejenisnya.
Ciri – cirinya:
- Lebih mudah mengingat dengan menggerakkan anggota tubuh atau bahasa tubuh.
- Ketika menghafal dengan cara berjalan atau membuat gerakan – gerakan.
- Menyukai belajar dengan praktik langsung atau menyentuh secara langsung.
- Anak cenderung aktif dan banyak bergerak
- Menggunakan objek nyata sebagai alat bantu.
- Senang bermain peran berdasarkan buku favoritnya, atau menirukan kisah dengan gerakan-gerakan.
- Menyukai aktivitas pembelajaran yang aktif atau permainan.
- Cenderung bosan dengan gaya pembelajaran konvensional yang hanya duduk diam mendengar. Lebih cocok dengan pembelajaran yang melibatkan kerjasama tim, partisipasi aktif siswa, dan kegiatan aktif lainnya.
Metode belajar yang bisa diterapkan yaitu dengan menggerakkan jari, mengunyah permen karet, mengeksplorasi lingkungan dengan berjalan jalan, dan lainnya.
Lihat juga artikel lainnya